Kota Malang (MTsN 1) – Niat baik untuk
membatu sesama terutama bagi mereka yang mempunyai keterbatasan secara fisik.
Itulah hal yang melatarbelakangi Muhammad Ismail
Umar dan Muhammad Alim Majid untuk membuat inovasi tentang “Magic Pen for
Disabled Children” atau inovasi pulpen gel berbasis larutan elektrolit sebagai
pengganti kabel dalam pembelajaran IPA untuk anak tunadaksa.
Inovasi ini pula yang akhirnya mengantarkan Ismail dan Alim untuk
mendapatkan medali emas dalam ajang MYRES (Madrasah Young Researcher Camp)
kategori Sains dan Pengembangan Teknologi, tingkat nasional yang diadakan di
Manado, Sulawesi Utara.
Muhammad Alim Majid, mengatakan bahwa
pembuatan magic pen berawal dari keprihatinannya
kepada anak-anak tunadaksa yang merasa kesulitan belajar kelistrikan. Misalnya
dalam rangkaian listrik sederhana terdapat sirkuit yang menghubungkan sumber
tegangan dengan lampu. Sirkuit tersebut biasanya berupa kabel yang disambungkan
dengan beberapa komponen listrik.
Sementara anak tunadaksa dengan
keterbatasan fisik mereka, merasa kesulitan harus menyambung dan memotong
kabel. “Maka kami mencoba membuat magic pen,
yang tintanya bisa berfungsi sebagai kabel. Jadi mereka tidak repot lagi menyambung
dan memutus kabel,” ungkap siswa kelas 8K tersebut.
Tinta magic pen, dibuat dari larutan elektrolit. Uniknya, larutan
tersebut mereka buat dari bahan alami sehingga tidak membahayakan, yaitu dari
sari cairan blimbing wuluh.
Alim menjelaskan, blimbing wuluh
mengandung vitamin C yang tinggi. Perbandingannya mencapai 35 miligram per 100
gram. Selain itu jumlah blimbing wuluh yang melimpah di masyarakat, membuat
buah ini mudah di dapat.
Ditambah belum banyak masyarakat yang
menggunakannya dengan maksimal sementara pohon blimbing berbuah sepanjang
tahun, tidak bergantung musim. “Dalam satu pohonnya bisa 1.500 buah per tahun.
Tidak sebanding dengan pemanfaatannya, maka kami mencoba berinovasi dengan
bahan tersebut,” imbuhnya.
Muhammad Ismail Umar menambahkan, magic pen telah teruji dan diaplikasikan
di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Malang. Dengan rangkaian listrik
sederhana menggunakan lampu LED. Berdasarkan hasil pengujian, alat tersebut
berhasil dan bekerja sesuai yang diharapkan.
Hanya saja kata dia, untuk menggunakan
peralatan listrik yang besar seperti kipas angin, membutuhkan sumber tegangan
yang lebih tinggi. “Kami sudah mengaplikasikan ke lampu LED dan berhasil,”
katanya.
Ia menjelaskan, larutan elektrolit yang
menjadi tinta magic pen merupakan
vitamin C yang mengandung asam askorbat. Semakin tinggi asam askorbatnya maka
semakin bagus tingkat kelistrikannya. “Asam ini merupakan salah satu jenis asam
yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik yang baik,” pungkas siswa
kelas 9F dan santri Ma’had Al-Madany itu. (Red)