Kota Malang (MTsN 1) – MTsN 1 Kota
Malang sukses meraih dua medali emas dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (KSM)
tingkat nasional yang diadakan di Manado, Sulawesi Utara. Medali emas tersebut
di dapat dari KSM bidang IPS Terpadu Terintegrasi yang diperoleh Amalia Choirun
Nisa.
Medali emas berikutnya didapat oleh Muhammad
Ismail Umar dan Muhammad Alim Majid dari cabang MYRES (Madrasah Young
Researcher Camp). Dua siswa tersebut sukses meraih juara 1 dengan proyek
penelitiannya yang berjudul “Magic Pen for Disabled Children” atau inovasi
pulpen gel berbasis larutan eletrolik sebagai pengganti kabel dalam
pembelajaran IPA untuk anak tunadaksa.
Tentu hal ini adalah sebuah kebanggaan karena MTsN 1 Kota Malang
makin meneguhkan diri sebagai salah satu madrasah terbaik di Indonesia.
Ungkapan syukur juga disampaikan oleh Kepala MTsN 1 Kota Malang,
Samsudin saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (25/9). "Alhamdulillah
semangat anak-anak kami tidak pernah luntur untuk meraih prestasi demi
prestasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Samsudin mengatakan bahwa KSM menjadi kompetisi yang
digelar Kemenag RI menjadi prioritas. Karena menjadi tolok ukur sesama madrasah
atau sekolah yang ada di seluruh Indonesia.
Tahapannya dimulai dari tingkat madrasah, kota, provinsi hingga
nasional. Yang menjadi kebanggaan tersendiri, diraihnya juara KSM tahun ini
menjadi bukti bahwa MTsN 1 Kota Malang mampu mempertahankan tradisi medali emas
di ajang tersebut.
"Bagi kami ini prestasi yang hebat. Alhamdulillah kami bisa
meneruskan tradisi medali emas di KSM, termasuk juga MYRES yang tahun lalu kita
dapat medali perak, tahun ini kita dapat medali emas," imbuhnya.
Namun bagi Samsudin, semua prestasi yang dicapai siswa Matsanewa
seluruhnya membanggakan. Setiap kompetisi memiliki ciri khas dan kesulitan di
level masing-masing, baik yang akademik maupun nonakademik.
Maka dari itu madrasah pun tidak tebang pilih dalam melakukan
pendampingan. Apapun perlombaan yang diikuti siswa selalu didukung.
Bahkan, Samsudin selaku Kepala Madrasah tidak segan untuk melakukan
pengawalan secara langsung hingga keluar kota bahkan ke luar negeri.
"Selagi punya waktu kita terus memotivasi anak-anak dari jarak dekat.
Kalau kita berada dekat dengan anak-anak, mereka merasa terkawal dan mentalnya
semakin kuat," pungkas Kepala Madrasah yang akrab disapa Pak Sam tersebut.
Amalia Choirun Nisa, siswi peraih medali emas dan peraih gelar The
Best IPS Terpadu Tingkat Nasional KSM 2019, mengaku senang bisa mempersembahkan
medali emas untuk madrasah yang dicintainya. Mengingat KSM tahun lalu ia belum
bisa membawa medali meski juga lolos ke tingkat nasional.
Ia mengatakan KSM merupakan kejuaraan yang tidak mudah. Mengingat
dalam kompetisi ini peserta tidak sekedar menguasai materi sains saja. Tetapi
juga mampu mengintegrasikannya dengan ayat-ayat Alquran. "Itu hal yang
paling sulit, tapi alhamdulillah berkat bimbingan guru dan orang tua saya bisa melaluinya
dengan baik," ujar siswi kelas 9M itu. (Red)